Kamis, 16 Oktober 2008

Proaktif dan Kreatif itu Kunci, Tak Perlu Menunggu Subsidi

Rabu, 3 Oktober 2007
Proaktif dan Kreatif itu Kunci, Tak Perlu Menunggu Subsidi

Menikmati Sahur Berbeda, di Akhir Ramadan Istimewa (7)

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) belakangan ini menjadi perhatian berbagai kalangan termasuk pemerintah. Pimpinan Luwai Garment Ilman Nafi’an menyarankan pelaku UMKM supaya menganggap subsidi dari pemerintah itu tidak ada. Maksudnya?

Di Balikpapan, ada Program Penjamin Kredit Daerah (PPKD) dengan sistem risk sharing yang difasilitasi Pemkot Balikpapan, Askrindo, dan Bank BPD selaku instansi teknis. Pemkot pun menyisihkan dari APBD-nya sebesar Rp 2,5 miliar sebagai jaminan manakala terjadi kredit macet. Belum lagi berbagai bantuan pembinaan yang dilakukan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Balikpapan, juga dari dana community development (comdev) perusahaan besar lainnya guna meningkatkan skill SDM pelaku UMKM secara sustainable.

Ilman, yang usaha garment-nya kini berkembang pesat dan menjadi yang terbesar di Kaltim, tetap merendah. Ia tidak ingin memungkiri khittahnya sebagai pelaku UMKM yang mengawali dengan proses yang sama dengan pelaku lainnya. Ketika dikunjungi tim sahur media ini di kediamannya di Jl LKMD, banyak cerita yang diuraikan. Sembari bersantai di halaman belakang rumahnya, ia mau berbagi kunci sukses.
Tentu, bocoran ini terkhusus disampaikan kepada saudara-saudaranya sesama pelaku UMKM lainnya. “Supaya tidak mematikan mental, kita tidak harus takut bersaing untuk menghadapi pelaku UMKM dari daerah lain,” katanya.

Menurut Ilman, ketidaksiapan pelaku UMKM di Balikpapan bukan karena kurang perhatian dari Pemerintah Kota. Justru sebaliknya, Pemkot sudah dianggap cukup melakukan pembinaan. “Sekarang tinggal pelaku usahanya yang harus lebih agresif, lebih kreatif,” tuturnya.

Yang disayangkan adalah ketika ada pelatihan yang digelar, sebagian pengusaha dan pelaku UMKM tidak serius mengikutinya. Seolah acuh tak acuh, padahal pelatihan itu digelar dengan biaya yang tentu tidak sedikit. Di satu sisi, pelatihan diadakan untuk kepentingan pelaku usaha itu sendiri.
“Bagaimana kita bisa maju kalau selalu berharap kucuran dana dan bantuan dari pemerintah. Pemerintah sudah cukup membina, mengarahkan. Sekarang tinggal para pelakunya,” sebut Ilman.

Untuk soal perhatian pemerintah setempat kepada pelaku UMKM, Ilman seringkali membandingkan Balikpapan dengan daerah lain. Di Bandung, misalnya, dalam hal ini, Pemkot Balikpapan jauh lebih peduli. Lalu apa yang kurang?
Diibaratkan jika Pemkot adalah ibu dan pelaku UMKM anaknya, maka kucuran itu adalah susu yang menggiurkan.

“Tapi bagaimana bisa mandiri jika kita selalu berharap disusui? Harus dibarengi upaya usaha dan keinginan untuk meningkatkan kualitas produk dan SDM-nya. Di sini kita bersaing dengan pelaku dari luar. Yang paling sederhana, kita perbaiki manajemen usaha kita sendiri, itu dilakukan agar kita tidak dilibas pengusaha dari luar,” urainya panjang lebar.

Lebih-lebih menjelang PON 2008 nanti, akan banyak pengusaha UMKM dari luar yang siap berkompetisi di Kaltim. “Jika tidak saat ini mempersiapkan diri, apa yang bisa kita diandalkan untuk bersaing nanti.

Sumber : http://www.kaltimpost.web.id/berita/index.asp?berita=Balikpapan&id=230066

Tidak ada komentar: